SLAWI, ANSORMEDIATEGAL – Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah H Sholahudin Aly mengingatkan bahwa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) didalam dirinya ada dua karakteristik sekaligus menjadi satu.
Hal itu dikatakan Gus Sholah saat memberikan pengarahan pada Apel pelepasan Longmarch Pembaretan 3000 Banser Satkorcab – PC GP Ansor Kabupaten Tegal, Ahad (25/12/2022) di Gedung PCNU Kabupaten Tegal.
Menurut Gus Sholah, karakteristik pertama yang dimiliki Banser adalah, karakteristik pasukan. Banser dibentuk, Banser dibuat, Banser dididik digembleng untuk menjadi pasukan, Pasukannya Ansor dan Pasukannya Nahdlatul Ulama (NU).
“Sebagai Pasukan, Sahabat harus tahu yang namanya garis komando. Tidak boleh, ada orang asal pakai jaket Banser kasih komando. Tidak Boleh, Karena jaket itu hanya aksesoris. Bisa beli dimanapun, tidak perlu Diklatsar. Pasukan harus tahu garis komandonya ada dimana, tidak boleh jalan sendiri sendiri. Sebagai pasukan berarti kita harus siap didalam barisan, harus tahu yang namanya instruksi dan komando harus dilaksanakan,”tegasnya
Yang kedua, karakteristik yang melekat dalam Banser yakni karakteristik Santri. Kita ikut ber Ansor, kita ikut Banser sama sama dalam rangka untuk menjadi santrinya Hadrotus Syeh Mbah KH Hasyim Asyari. Khidmat didalam Nahdlatul Ulama. Khidmat melalui Ansor, khidmat melalui Banser.
“Sebagai Santri, maka Sahabat sahabat harus punya sikap yang rendah hati dan tawadhu. Tidak boleh Gumedhe, tidak boleh arogan. Kita sebagai Santri harus selalu rendah diri, tetapi jangan ditanya kalau ada yang mengganggu,”ungkapnya
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten, Nurfanani, mengingatkan kepada seluruh kader Ansor Banser Kabupaten Tegal bahwa menjelang tahun 2024, ini memasuki tahun politik. Tahun dimana kita akan diuji kesolidannya dan ketaatannya terhadap pimpinan.
Oleh karena saya sampaikan, konsekuensi menggunakan seragam Ansor Banser, harus siap dipimpin, harus taat terhadap pimpinan. Kalau tidak siap silahkan keluar barisan.
Ditegaskan, barisan kita harus lebih rapi dan solid. Kita jangan lagi mau diadu domba dan mudah dicerai berai. Ansor Banser bukanlah gerombolan orang, tapi Ansor Banser adalah organisasi (Jam’iyah).
“Artinya, siapa saja tidak boleh memberikan komando, selain pengurus yang diberi wewenang dan disumpah oleh organisasi. Kita ini orang – orang yang terorganisasi. Selalu bergerak dalam satu barisan. Tetap dalam satu komando,” tandasnya
Apalagi, lanjutnya, kita punya khajat bersama, yakni mensukseskan Sahabat M. Mashadi Zaeni menjadi DPRD Provinsi Jawa Tengah. Mari kita jaga bareng-bareng komandan kita. Sahabat M. Mashadi Zaeni, yang hari ini sedang mempertaruhkan reputasinya, bahkan nyawanya.”tambahnya.
Sementara itu, Kepala Satkorcab Banser Kabupaten Tegal M Mashadi Zaeni kepada Ansor Media menuturkan, kegiatan Pembaretan Banser Tahun 2022 diikuti oleh 3221 anggota Banser Kabupaten Tegal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan Diklatsar Banser, sehingga anggota Banser yang sudah dinyatakan lulus dalam Diklatsar diharuskan mengikuti kegiatan Pembaretan.
“Pembaretan merupakan kegiatan yang harus diikuti oleh anggota Banser yang telah dinyatakan lulus dalam Diklatsar. Tujuannya yaitu guna meningkatkan loyalitas dan kepatuhan kepada pimpinan”, ujarnya.
Hadir dalam kesempatan itu, Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah, Rais PCNU Kabupaten Tegal KH Nawawi Ashari, Ketua PCNU Kabupaten KH Muntoyo, Sekretaris PCNU Ryan Saeful Rizal, jajaran PC GP Ansor se Pekalongan Raya, Ketua PAC dan PR GP Ansor se Kabupaten Tegal. (Ansor Media)